Pentingnya Strategi Komunikasi Bagi Organisasi Nirlaba

Penulis sedang menjelaskan pentingnya berkomunikasi bagi organisasi nirlaba (Foto: Nisha)

Awal bulan ini, aku merasa sangat terhormat karena diminta membantu Bale Perempuan Bekasi untuk menyusun program komunikasinya. Buat yang belum tahu, Bale Perempuan Bekasi merupakan organisasi pengada layanan bagi perempuan korban kekerasan di wilayah kabupaten dan kota Bekasi. Organisasi ini berdiri dilatarbelakangi oleh maraknya kasus kekerasan yang terjadi, yang tidak diimbangi dengan kehadiran lembaga yang secara khusus memberikan layanan, dampingan, advokasi serta edukasi publik tentang layanan terhadap perempuan korban kekerasan. Para pendirinya adalah perempuan-perempuan Bekasi yang hebat, dengan berbagai latar belakang pekerjaan, antara lain pengacara, Ibu rumah tangga, akademisi, dan pekerja sosial di Bekasi.

Hal pertama yang kusampaikan kepada pengurus Bale Perempuan Bekasi adalah mengapa sebuah organisasi nirlaba penting berkomunikasi! Dari pengalamanku bekerja bersama teman-teman dari organisasi nirlaba, aku tahu bahwa urusan komunikasi jarang sekali mendapat perhatian serius. Hal ini biasanya karena keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki. Alasan lain biasanya karena memang direktur dari organisasi tersebut tidak memiliki perspektif tentang pentingnya berkomunikasi. Padahal, komunikasi adalah kunci!

Nah, setidaknya ada 4 alasan utama mengapa komunikasi sangat penting bagi organisasi nirlaba. Yang pertama adalah untuk menaikkan publisitas tentang profil dan kerja-kerja yang sudah dilakukan. Yang kedua  adalah untuk mendukung kerja advokasi. Alasan ketiga adalah untuk menggalang donasi dan yang terakhir adalah untuk menjaring kerelawanan. Kesemua alasan ini  pada ujung-ujungnya akan mengerucut pada satu hal yaitu TRUST! 

Organisasi nirlaba sepenuhnya bergantung pada kepercayaan publik. Bila gagal mendapat kepercayaan publik, lebih baik tutup saja organisasi tersebut. Berikut ada beberapa strategi komunikasi yang bisa dilakukan oleh organisasi nirlaba untuk mendapatkan kepercayaan publik, antara lain:

Perkuat Media Relations

Cara paling sederhana untuk memperoleh kepercayaan publik bagi organisasi nirlaba adalah dengan menjadikan informasi dari organisasi kita diterbitkan atau disiarkan oleh media massa. Lattimore dalam Public Relations: Profesi dan Praktik menjelaskan bahwa media memberikan metode yang relatif ekonomis dan efektif untuk berkomunikasi dengan publik yang luas dan menyebar. Ketika media menerbitkan informasi yang berasal dari organisasi kita, informasi tersebut akan terlihat lebih berbobot dan terpercaya. 

Hal penting yang harus diperhatikan adalah cara mendekati dan menjaga hubungan baik dengan rekan jurnalis. Jangan pernah awali hubungan dengan uang karena tidak akan bertahan lama. Jangan pula menghubungi jurnalis saat kita membutuhkan saja. Sebaliknya, jangan pula kita susah dihubungi oleh jurnalis yang sedang membutuhkan informasi.

Maksimalkan Owned Channel

Strategi berikutnya adalah memaksimalkan owned channel atau saluran komunikasi yang organisasi miliki, seperti website, dan media sosial. Sama seperti media relations di atas, owned channel yang dikelola dengan baik merupakan metode yang relatif ekonomis dan efektif untuk menjangkau publik. Selain itu, owned channel juga dapat menjadi tempat rujukan resmi bagi publik yang ingin mengetahui segala seluk beluk organisasi. Hal ini penting karena sekarang banyak sekali informasi hoax yang bertebaran di mana-mana. 

Mengelola media sosial boleh jadi terlihat mudah, tapi jangan salah! Mengelola media sosial yang dimiliki oleh organisasi tentu tidak boleh disamakan dengan mengelola media sosial milik diri sendiri. Perlu ada perhitungan yang cermat tentang siapa target publik yang hendak dijangkau, yang akan mempengaruhi gaya bahasa, dan konten yang akan diterbitkan oleh media sosial milik organisasi. 

Berjejaring dengan perguruan tinggi

Seperti yang sudah aku tuliskan di atas, salah satu alasan mengapa organisasi nirlaba abai terhadap peran komunikasi adalah karena keterbatasan sumber daya manusia. Biasanya hampir tidak ada satu orang khusus yang mengerjakan program komunikasi dalam organisasi nirlaba. Alih-alih satu orang khusus komunikasi, untuk staf advokasi saja sering kali dirangkap dengan staf keuangan, dan sebagainya. 

Nah, untuk mengatasi hal ini, organisasi perlu berjejaring dengan perguruan tinggi yang ada di sekitar organisasi tersebut. Organisasi dapat merekrut mahasiswa sebagai peserta magang. Hal ini akan menguntungkan segala pihak. Di sisi organisasi, organisasi akan mendapat tenaga baru yang segar akan ide-ide baru. Di sisi mahasiswa, mahasiswa tersebut dapat menambah keterampilannya sebelum memasuki dunia kerja. Dari sisi universitas, kampus tentu senang karena ini akan membantu menciptakan lulusan yang baik dan berpengalaman. 

Menggandeng Social Media Influencer

Untuk meluaskan jangkauan dan mendongkrak publisitas, organisasi dapat menggandeng social media influencer yang cocok dengan target publik dan sesuai dengan nilai-nilai organisasi. Namun, menggunakan social media influencer juga tidak boleh sembarangan karena bisa jadi malah merugikan organisasi. Misalnya saja organisasi kesehatan, tentu tidak pas kalau menggandeng social media influencer yang tidak menunjukkan pola hidup sehat dalam kesehariannya. 

Mau gandeng artis, uangnya dari mana? Ini pertanyaan yang lazim ditanyakan seolah-olah kalau mau menggandeng artis atau social media influencer pasti selalu menggunakan uang. Padahal, sering kali justru tidak perlu menggunakan uang, tapi bisa menggunakan pendekatan lain. Ingat, hubungan yang dimulai dengan uang pastinya tidak akan bertahan lama.

Kira-kira begitu. Kalau menurut kamu, mengapa penting sebuah organisasi nirlaba berkomunikasi ke publiknya? Share di kolom komentar yaa! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eddie Lembong, Penggagas Penyerbukan Silang Budaya Meninggal Dunia

Sejarah Pedasnya Cabai di Indonesia

Begini Rasanya Bekerja di Komnas Perempuan